Definisi
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. (Patofisiologi edisi 6)
Obstruksi usus (ileus) terjadi ketika terdapat rintangan terhadap aliran normal dari usus, bisa juga karena hambatan terhadap rangsangan saraf untuk terjadinya peristaltik (ileus paralitik) atau karena adanya blockage (ileus mekanik /organik). (Praktek Keperawatan Medikal Bedah)
B. Etiologi
a) Obstruksi non mekanis
Manipulasi terhadap organ-organ dalam abdomen selama pembedahan abdomen
- Iritasi peritoneum (peritonitis)
Nyeri yang berasal dari Thorakolumbal
- Fraktur tulang iga / tulang spinal
- Spinal infark myokard
- Pneumonia
- Pyelonefritis
- Batu ureter / empedu
- Perdarahan retroperitoneal
- Sepsis
- Hypokalemia yang menyebabkan menurunnya tekanan otot usus
- Iskemia usus
b) Obstruksi usus mekanik
Perlengketan
Hernia
Neoplasma
Penyakit peradangan usus
89
Benda asing, batu empedu
Fecal impactiona
Striktur : kongenital, radiasi
C. Manifestasi Klinis
Distensi abdomen
Muntah
Nyeri konstan distensi
Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik dapat ditemukan tetapi temuan yang tidak konsisten
Pemeriksaan laborat sering kali normal
Foto polos memperlihatkan loop usus halus yang berdilatasi dengan batas udara-cairan
Sulit dibedakan dengan ileus obstruktif tetapi distensi seluruh panjang kolon lebih sering terjadi pada ileus paralitik
D. Patofisiologi
Ileus non mekanis dapat disebabkan oleh manipulasi organ abdomen, peritonitis, sepsis dll, sedang ileus mekanis disebabkan oleh perlengketan neoplasma, benda asing, striktur dll. Adanya penyebab tersebut dapat mengakibatkan passage usus terganggu sehingga terjadi akumulasi gas dan cairan dlm lumen usus. Adanya akumulasi isi usus dapat menyebabkan gangguan absorbsi H20 dan elektrolit pada lumen usus yang mengakibatkan kehilangan H20 dan natrium, selanjutnya akan terjadi penurunan volume cairan ekstraseluler sehingga terjadi syok hipovolemik, penurunan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, hipotensi dan asidosis metabolik.
Akumulasi cairan juga mengakibatkan distensi dinding usus sehingga timbul nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat menekan kandung kemih sehingga terjadi retensi urine. Distensi juga dapat menekan diafragma sehingga ventilasi paru terganggu dan menyebabkan sulit bernafas.
Selain itu juga distensi dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen.
90
Selanjutnya terjadi iskemik dinding usus, kemudian terjadi nekrosis, ruptur dan perforasi sehingga terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yan g nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri dan toksin ke peritoneum akan menyebabkan peritonitis septikemia.
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan terjadinya obstruksi komplit sehingga gelombang peristaltik dapat berbalik arah dan menyebabkan isi usus terdorong ke mulut, keadaan ini akan menimbulkan muntah-muntah yang akan mengakibatkan dehidrasi. Muntah- muntah yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung serta penurunan klorida dan kalium dalam darah, hal ini merupakan tanda dan gejala alkalosis metabolik.
Dari penjelasan di atas masalah yang muncul yaitu : PK : asidosis metabolik, nyeri akut, retensi urinarius, pola nafas tak efektif, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko kekurangan volume cairan, PK :
alkalosis metabolik.
91
PATHWAY
E. Pemeriksaan Penunjang
Lekosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah, amylase
Foto polos abdomen atau foto abdomen dengan menggunakan kontras
Pemeriksaan feces
Proktoskopi
Enema baitum dan kolonoskopi
Manometri dan elektromiografi
92
F. Penatalaksanaan
a. Ileus obstruktif
Tujuan utama penatalksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruktif untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruktif adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus dirawat di rumah sakit. (De Jong)
Persiapan
Pipa lambungn harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resustasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparotomi. Pada obstruktif parsial atau karsinomatosis abdomen ditangani dengan pemantauan dan konservatif
Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi dengan baik. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila ada strangulasi, obstrukti lengkao, hernia insekarta, tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus, oksigen, dan kateter)
Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dna harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik
b. Ileus paralitik
Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya berupa dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengobati kausa atau penyakit primer dan pemberian nutrisi
93
adekuat. Beberapa obat-obatan jenis penyekat simpatik dan atau parasimpatomimetik pernah dicoba, ternyata hasilnya tidak konsisten. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan NGT (bila perlu dipasang juga rekatl tube). Pemberian cairan, koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteralhendaknya diberikan sesuai kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik pasca operasi dan klonidin diperlukan bermanfaat untuk mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan. Neostigmin sering diberikan pada pasien ileus paralitik pasca operasi
Bila bising usus sudah mulai ada dapat dilakukan test feeding, bila tidak ada retensi, dapat dimulai dengan diit cair kemudian disesuaikan sejalan dengan toleransi ususnya.
G. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Kekurangan volume cairan b.d output berlebihan,mual dan muntah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrisi
3. Resiko syok (hipovelemik) b.d penurunan volume darah, penurunan hidrasi, ketidakmapuan absorbsi cairan oleh kolon
4. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d keluarnya cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan absorbsi air oleh intestinal
5. Nyeri akut b.d iritasi intestinal, distensi abdominal
6. Konstipasi b.d hipomotilitas atau kelumpuhan intestinal
7. Ansietas b.d prognosis penyakit
H. Rencana Perawatan
No | Diagnosa Keperawatan | Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) | NIC |
1 | Kekurangan volu- me cairan b.d output berlebihan, mual dan muntah | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi | Fluid management Timbang popok/ pembalut jika |
94
NOC Fluid balance Hydration Nutritional status : food and fluid intake KH: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal Tidak ada tanda dehidrasi Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan | diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekurat, tekanan darah ortostatik) jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena Monitor status nutrisi Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nasogastrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack (jus buah, buah segar) Kolaborasikan dengan dokter Persiapan untuk transfusi Hypovolemia management Monitor status cairan termasuk intake dn output cairan |
95
Pelihara iv line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan Monitor adanya tanda gagal ginjal | |||
2 | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrisi | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Nutritional status Nutritional status : food and fluid intake Kriteria Hasil Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai tinggi badan Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti | Nutrititon management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih (sudah |
96
dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat membuat catatan makanan harian Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition monitoring Bb pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah |
97
Monitor kadar albumin, total protein, hb dan kadar ht Monitor pertumbuh- an dan perkembang- an Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dna intake nutrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral Catat lidak jika berwarna magenta, scarlet | |||
3 | Resiko syok (hipovelemik) b.d penurunan volume darah, penurunan hidrasi, ketidakmapuan absorbsi cairan oleh kolon | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Syok prevention Syok management Kriteria Hasil: Nadi dalam batas yang normal Irama jantung dalam batas yang diharapkan Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan Natrium serum dbn Ca, Cl,K, Mg, Ph darah serum dbn | Monitor status sirkulasi, BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill Monitor tanda dan inadekuat oksigenasi jaringan Monitor suh dan pernapasan Monitor input dan output Pantau nilai laborat : Hb,Ht, Agd dan elektrolit Monitor hemodinamik invasi yang adekuat Monitor tanda dan gejala stress Monitor tanda awal syok Tempatkan pasien |
98
pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatkan preload dengan tepat Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat Berikan vasodilator yang tepat Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok Ajarkan keluarga dan pasien tentang lanagkah untuk mengatasi gejala syok Syok management Monitor fungsi neurologis dan fungsi renal Monitor tekanan nadi Monitor status cairan, input output Monitor EKG sesuai Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk meningkatkan akurasi pembacaan tekanan darah sesuai Menggambar gas darah arteri dan memonitor jaringan oksigenasi Memantau tren dalam paramete jaringan oksigenasi |
99
Memnatau tingkat karbon dioksida subglingual dan atau tonometry lambung sesuai Memonitor gejala gagal pernafasan | |||
4 | Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d keluarnya cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan absorbsi air oleh intestinal | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Fluid balance Hydration Nutritional status : food and fluid intake Kriteria Hasil: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal Tidak ada tanda dehidrasi Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan | Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekurat, tekanan darah ortostatik) jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena Monitor status nutrisi Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nasogastrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack (jus buah, buah segar) |
100
Kolaborasikan dengan dokter Persiapan untuk transfusi Hypovolemia management Monitor status cairan termasuk intake dn output cairan Pelihara iv line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan Monitor adanya tanda gagal ginjal | |||
5 | Nyeri akut b.d iritasi intestinal, distensi abdominal | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Pain level Pain control Comfort level KH Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) | Pain management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri |
101
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang | pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan pengangan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan iterpersonal ) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi neri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat |
102
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic administration Tentukan lokasi, karateristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pembe- rian dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara iv, im untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor VS tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala | |||
6 | Konstipasi b.d hipomotilitas atau | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 | Monitor tanda dan gejala konstipasi |
103
kelumpuhan intestinal | jam diharapakan masalah teratasi NOC Bowel elimination hydration KH Mempertahankan bentuk feces Lunak setiap 1-3 hari Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi Mengidentifikasikan indicator untuk mencegah konstipasi Feces lunak dan berbentuk | Monitor bising usus Monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan volume Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan tanda bising usus Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindak-an terhadap pasien Identifkasikan faktor penyebab dan kontribusi konstipasi Dukung intake cairan Kolaborasikan pemberian laksatif Pantau tanda-tanda dan gejala konstipasi Pantau tanda-tanda dan gejala impaksi Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume, dan warna Memantau bising usus Konsultasikan dengan dokter tentang penurunaan/ kenaikan frekuensi bising usus Pantau tanda-tanda dan gejala pecahnya usus dan/atau |
104
peritonitis Jelaskan etiologi maslaah dan pemikiran untuk tindakan untuk pasien Menyusun jadwal ketoilet Mendorong meningkatkan asupan cair- an,kecuali dikontra- indikasikan Evaluasi profil obat untuk efek samping gastrointestinal Anjurkan pasien/ keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja Ajarkan pasien/ keluarga bagaimana untuk menjaga buku harian makanan Anjurkan pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat Anjurkan pasien/ keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar | |||
7 | Ansietas b.d prognosis penyakit | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Anxiety self control Anxiety level coping KH Klien mampu mengidentifikasikan dan | Gunakan pendekat- an yang menenang- kan Nyatakan dengan jelas harapan ter- hadap perilaku pasien Jelaskan semua prosuder dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami perspektif |
105
mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasikan, mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkuranganya kecemasan | pasien terhadap situasi stress Temani pasien untuk memberikan kemanan dan mengurangi takut Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back/neck rub Lakukan dengan penuh perhatian Identifikasikan tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkap- kan perasaan, ketakutan, persepsi Intruksikan pasien menggunanakan teknik relaksasi Berikan obat untuk mengurangi kecemasan |
0 Komentar