Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896)
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanand darah sitolik sedikitnya
140 mmhg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Sylvia A Price)
B. Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan di sini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika arteri tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataaannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluhdarah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia
BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
Glukosa : Hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal
5. Photo dada : menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung
F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a) Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b) Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang
dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
- Dosis obat pertama dinaikkan
- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat kedua jenis lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
Step 4
Alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
c) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
5. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
6. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
7. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
8. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
9. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
12. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
G. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia c. Kelebihan vollume cairan
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e. Ketidakefektifan koping
f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak g. Resiko cidera
h. Defesiensi pengetahuan i. Ansietas
H. Rencana Perawatan
No | Diagnosa Keperawatan | Tujuan & KH (NOC) | NIC |
1 | Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Cardiac pump effectivences Circulation status Vital sign status KH Tanda vital dalam rentang normal Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaran | NIC Cardiac care Evaluasi adanya nyeri dada (inten- sitas, lokasi, durasi) Catat adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output Monitor status kardiovaskuler Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi Monitor balance cairan Monitor adanya perubahan tekanan darah |
Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi aktifitas pasien Monitor adanya dyspneu, fatique dan ortopneu Anjurkan untuk menurunkan stress Vital Sign Monitoring Monitor TD, suhu dan RR Catat adanya fluktasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum selama dan setelah aktifitas Monitor kualitas dari nadi Monitor adanya pulsus paradoksus Monitor adanya pulsus alterans Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, |
37
dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign | |||
2 | Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Pain level Pain control Comfort level KH Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang | Pain management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi tera- peutik untuk menge- tahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak- efektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat |
38
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan pengangan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan iterpersonal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menen- tukan intervensi Ajarkan teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic administration Tentukan lokasi, karateristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika |
39
pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara iv, im untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor VS tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala | |||
3 | Kelebihan vollume cairan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Electrolit and acid base balance Fluid balance Hydration Kriteria Hasil : Terbebas dari udema, efusi dan anasarka Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ ortopneu Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dna vital sign | Fluid management Timbang popok/ pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi urin (BUN, Hmt, osmolalitas urin) Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP Monitor vital sign Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites) Kaji lokasi dan status edema Monitor masukan |
40
dalam batas normal Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan Menjelaskan indikator kelebihan cairan | makanan/cairan dan hitung intake kalori Monitor stasus nutrisi Kolaborasi pemberian diuretik sesuai intruksi Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/I Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Fluid monitoring Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi Tentukan kemung- kinan faktor resiko dan ketidak- seimbangan cairan Monitor BB Monitor serum dan osmolalitas urine Monitor BP, HR dan RR Monitor tekanan darah orthostasik dan perubahan irama jantung Monitor parameter hemodinamik infasif Catat secara akutar intake dan output Monitor adanya distensi leher, rinchi, edema perifer dan penambahan BB Monitor tanda dan gejala dari oedema | ||
4 | Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, | Setelah dilakukan tindakan keperawatan | Activity therapy Kolaborasikan |
41
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen | selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Energy conservation Activity toleransi Self care : ADLs Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri Tanda-tanda vital normal Energy psikomotor Level kelamahan Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat Status kardiopulmonary adekuat Sirkulasi status baik Status respirasi pertukaran gas dan ventilasi adekuat | dengan tenaga reha- bilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat Bantu klien dalam menidentifikasikan aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisiten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, sosial Bantu untuk mengidentifikasikan dan mendapatkan sumber yang diperlu- kan untuk aktivitas yang diinginkan Bantu untuk medapatkan alat bantuan seperti kursi roda, krek Bantu untuk mengidentifikasikan aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwla latihan diwaktu luang Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentifikasikan kekurangan dalam beraktifitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi dan penguatan Monitor respon fisik, emosi,sosial dan spiritual |
42
5 | Ketidakefektifan koping | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Decision making Role inhasment Sosial support Kriteria Hasil : Mengidentifikasikan pola koping yang efektif Mengungkapkakn secara verbal tentang koping yang efektif Mengatakan penurunan stress Klien mengatakan telah menerima tentang keadaanya Mampu mengidentifikasikan strategi tentang koping | Dicision making Menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain penanganan Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan Bantu pasien mengidentifikasikan keuntungan, kerugian dari keadaan Role inhancement Bantu pasien untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan Bantu pasien identifikasi strategi positif untuk mengatur pola nilai yang dimiliki Coping enchancement Anjurkan pasien untuk mengidentifi- kasikan gambaran perubahan peran yang realitstis Gunakan pendekatan tenang dan meyakinkan Hindari pengambilan keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat Berikan informasi actual yang terkait dengan diagnosis, terapi dan prognosis |
6 | Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi | Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/ tumpul Monitor adanya |
43
NOC Circulation status Tissue prefusion : cerebral KH: Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan : Tekanan sistole dan diastole dalam rentang batas normal Tidak ada ortostastik hipertensi Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmhg) Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan : Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan Menunjukan perhatian, konsentrasi dan orientasi Memproses informasi Membuat keputusan yang benar Menunjukan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran yang membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter | paretese Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi Gunakan sarung tangan untuk proteksi Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung Monitor kemampuan BAB Kolaborasi pemberian analgetik Monitor adanya tromboplebitis Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi | ||
7 | Resiko cidera | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC Risk kontrol | Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien Identifikasikan kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien |
44
Kriteria Hasil Klien terbebas dari cidera Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan/perilaku personal Mampu mengidentifikasi gaya hidup untuk mencegah injury Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status yang ada | dan riwayat penyakit terdahulu pasien Menghindari lingkungan yang berbahaya Memasang side rail tempat tidur Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih Menempatkan sekitar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien Membatasi pengunjung Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien Mengontrol lingkungan dari kebisingan Menghindari barang- barang yang dapat membahayakan pasien Berikan penjelasan pada pasien atau keluarga adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit | ||
8 | Defesiensi pengetahuan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi NOC - Knowledge : disease process - Knowledge : helath behavior | Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik Jelaskan patofisologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat |
45
KH: Pasien dan keluarga menyatakan tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawatan/tim kesehatan lainnya | Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasikan kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat Hindari jaminan yang kosong Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengekplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal |
46
dengan cara yang tepat Intruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberian perawatan kesehatan,dengan cara yang tepat | |||
9 | Ansietas | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi dengan NOC Anxiety self control Anxiety level coping KH Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasikan, mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkuranganya kecemasan | Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien Jelaskan semua prosuder dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress Temani pasien untuk memberikan kemanan dan mengurangi takut Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back/neck rub Lakukan dengan penuh perhatian Identifikasikan tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Intruksikan pasien menggunanakan |
47
teknik relaksasi Berikan obat untuk mengurangi kecemasan |
0 Komentar