. Pengertian
1. Leukemia adalah proliferasi sel patologis dari sel pembuat darah uang bersifat sistemik ( IKA, FKUI, 1991 )
2. Leukemia adalah penyakit keganasan dari bone marrow dan sistem limfatik ( Wong 1995 )
B. Klasifikasi
Berdasarkan morfologi, dibagi dalam 5 golongan besar sesuai dengan sistem hemopoetik sumsum tulang, yaitu :
1. leukemia sistem eritropoetik ; miolisis eritemika atau penyakit di
Guglielmo
2. leukemia sistem granulotik ; leukemia granulositik atau myelositik
3. leukemia sistem trombopoetik ; leukemia megakariositik
4. leukemia sistem limfopoetik ; leukemia limfositik
5. leikemia RES ; leukemia monositik, leukemia plasmositik (penyakit kohler)
Mungkin juga ditemukan proliferasi campuran seperti eritroleukemia yang merupakan leukemia sistem granulopoetik dan eritropoetik.
Berdasarkan perjalanan penyakit dikenal leokemia akut dan menahun yang didasarkan pada level kematangan sel dan berhubungan dengan perjalanan penyakit.
Pada anak-anak diketahui 2 bentuk umum yaitu :
1. Acut Limfoid Leukemia (ALL) Disebut juga akut limphatik , limphositik, limphoblastik dan limphoblastoid leukemia. Kadang dikenal juga dengan sel batang atau cell blast leukemia.
2. Acut Myelogenus Leukemia (AML)
133
C. Manfestasi klinis
1. Akibat kegagalan/kerusakan sumsum tulang : Anemia, pucat, mudah lelah, kadang sesak nafas, leukopenia, infeksi lokal/umum dengan gejala panas dan penurunan keadaan umum.
Trombositopenia : perdarahan kulit , mukosa dan tempat lain
2. Akibat infiltrasi ke organ lain : Nyeri tulang, pembesaran kelenjar getah bening superficial, hepatosplenomegali, gejala lain seperti kejang dan koma.
D. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium mungkin didapatkan :
1. Hb dan jumlah eritrosit menurun
2. Jumlah leukosit dapat meningkat, menetap dan menurun
3. Jumlah trombosit menurun bahkan sangat sedikit
4. Hapusan darah : normokrom, normositer, hampair selalu ditemui blastosit abnormal
Dapat juga dilakukan pemeriksaan eritogenetik yang dapat dilhat dari kelainan
1. Kelainan jumlah kromosom seperti diploid, haploid dan hiperploid
2. Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan kromosom yang diploid
3. Bertambahnya atau hilangnya bagian kromosom (partial defletion)
4. Terdapatnya masker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis merupakan kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai bentuk yang sangat kecil.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan leukemia, didasarkan pada perbaikan keadaan umum
1. Anemia : tranfusi sel darah merah sehat (PRC) 10 ml/KgBB dosis sampai
Hb 12 gr/dl
2. Infeksi sekunder : antibiotik spektrum luas/dosis tinggi
3. Perbaikan status gizi
134
Pemilihan obat ditujukan terhadap pencegahan kambuh dan mendapatkan masa remisi yang lebih panjang, dengan menggunakan prinsip :
1. Induksi
2. terapi profilaksis SSP
3. maintenance dan intensifikasi (penyembuhan)
4. Reinduksi setelah kambuh
5. Bone Marrow Transplantation/transplantasi sumsum tulang
F. Prognosis
Mayoritas anak dengan leukemia baru yang menerima multiagen efektif kemoterapi akan bertahan hidup. Hal ini bergantung dari hitungan sel darah putih awal dan umur pasien saat diagnosis, menurut tipe histologi dan penyakit, serta jenis kelamin anak.
Faktor prognosa yang mendukung ALL
Faktor | Kriteria |
Hitung leukosit Umur Sub tipe imunologik Mrfologi FAB Sitogenik Sex Ras Leukemia sel burden | 100.000 /mm3 2 tahun dan < 10 tahun CALLA, sebelum sel L1 Hiperdiploid (+ 50 kromosom, DNA index L16 ); tidak ada translokasi Perempuan Putih Minimal |
Pelayanan keperawatan anak dengan leukemia berhubungan langsung dengan penatalaksanaan terapi. Komplikasi sekunder yangmemaksa perawatan fisik pendukung disebabkan oleh myelosupresi, keracunan obat dan infiltrasi leukemia.
Intervensi supuratif merupakan fokus untuk anak dengan leukemia dan keluarganya ;
1. Menyiapkan keluarga untuk diagnostik dan prosedur terapi
2. Support emosi yang terus menerus
135
136
H. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah keperifer (anemia)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proliferative gastrointestinal dan efek toksik obat kemoterapi
3. Resiko perdarahan b.d penurunan jumlah trombosit
4. Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh
5. Nyeri akut b.d ifiltrasi leukosit jaringan sistemik
6. Hambatan mobilitas fisik b.d kontraktur kerusakan integritas struktur tulang.
I. Rencana Perawatan
No Dx | Dx keperawatan | Tujuan dan KH | Intervensi |
1 | Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer Batasan karakteristik: 1. Tidak ada nadi 2. Perubahan fungsi motorik 3. Perubahan karakteristik kulit 4. Perubahan TD 5. Waktu pengisian kapiler > 3 detik 6. Penurunan nadi 7. Nyeri ekstremitas Faktor yang berhubungan: 1. Anemia 2. DM 3. Hipertensi 4. Gaya hidup monoton 5. Merokok | NOC: 1. Circulation status 2. Tissue perfusioan: cerebral KH Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan: 1. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan 2. Tidak ada ortostatik hipertensi 3. Tidak ada tanda Peningkatan intrakranial Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan: 1. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan 2. Menunjukan perhatian, konsentrasi dan orientasi 3. Memproses informasi | NIC: Manajemen sensasi perifer 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/ dingin/ tajam/ tumpul 2. Monitor adanya paretese 3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi 4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi 5. Batasi gerakan pada kepala, leher punggung 6. Monitor kemampuan BAB 7. Kolaborasi pemberian analgetik 8. Monitor adanya tromboplebitis 9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi |
137
4. Membuat keputusan dengan benar | |||
2 | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Batasan karakteristik 1. Kram abdomen 2. Nyeri abdomen 3. Menghindari makanan 4. Diare 5. BU hiperaktif 6. Kurang makan 7. Membran mukosa pucat Faktor yang berhubungan 1. Faktor biologis 2. Faktor ekonomi 3. Ketidakmampuan untuk mengab- sorbsi nutrien 4. Ketidakmampuan untuk mencerna makan 5. Ketidak mampuan menelan makanan 6. Faktor psikologis | NOC: 1. Nutrional status: food and fluid 2. Intake 3. Weight control Kriteria hasil: 1. Adanya peningkatan BB sesuai tujuan 2. BB ideal sesuai TB 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda malnutrisi 5. Tidak terjadi penuru- nan BB | NIC: Nutrition management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake 4. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin 5. Berikan makanan yang terpilih 6. Ajarkan klien membuat catatan makanan harian 7. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 8. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Nutrition Monitoring 1. BB klien dalam batas normal 2. Monitor adanya penurunan BB 3. Monitor lingkungan selama makan 4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 5. Monitor turgor kulit 6. Monitor mual dan muntah 7. Monitor perkembangan dan pertumbuhan 8. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiv 9. Monitor kalori dan intake nutrisi |
3 | Resiko perdarahan Factor resiko 1. Aneurisme | NOC: 1. Blood lose severity 2. Blood koagulation | NIC: Bleeding precaution 1. Monitor tanda |
138
2. Sirkumsisi 3. Defisiensi pengetahuan 4. Riwayat jatuh 5. Gangguan gatrointestinal 6. Gangguan fungsi hati 7. Komplikasi pasca partum 8. Komplikasi terkait kehamilan 9. Trauma | KH: 1. Tidak ada hematuria dan hematemesis 2. Kehilangan darah yang terlihat 3. TD dalam batas normal 4. Tidak ada perdarahan pervagina 5. Tidak ada distensi abdominal 6. Hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal 7. Plasma, PT, PTT dalam batas normal | perdarahan 2. Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan 3. Monitor nilai lab 4. Monitor TTV 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif 6. Kolaborasi dalam pemberian produk darah 7. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake makanan yang banyak mengandung vit K 8. Identifikasi penyebab perdarahan 9. Monitor status cairan 10. Kolaborasi pemberian terapi 11. Kurangi faktor stres 12. Pertahankan jalan nafas 13. Monitor status nutrisi 14. Berikan cairan intra vena | |
4 | Resiko infeksi Faktor resiko 1. Penyakit kronis (DM, obesitas) 2. Pengetahuan yang tidak cukup 3. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat 4. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder 5. Vaksinasi tidak adekuat 6. Pemajanan terhadap patogen 7. Lingkungan meningkat: wabah 8. Prosedur invasif | NOC: 1. Immune status 2. Infection control 3. Risk control KH: 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit 3. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 4. Jumlah leukosit dalam batas normal 5. Menunjukan perilaku hidup sehat | NIC: Infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai klien lain 2. Pertahankan teknik isolasi 3. Cuci tangan setiap setelah dan sebelum tindakan keperawatan 4. Gunakan APD 5. Perhankan lingkungan aseptik 6. Tingkatkan intake nutrisi 7. Berikan terapi antibiotik bila perlu 8. Monitor tanda dan gejala infeksi |
139
malnutrisi | 9. Monitor hitung granulosit, WBC 10. Monitor kerentanan terhadap infeksi 11. Berikan perawatab kulit pada area epidema 12. Inpeksi kulit dan membran mukosa 13. Inpeksi kondisi luka 14. Intruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai resep 15. Ajarkan cara menghindari infeksi | ||
5 | Nyeri akut Batasan karakteristik: 1. Perubahan selera makan 2. Perubahan TD, N, RR 3. Laporan isyarat 4. Perilaku distraksi 5. Mengekspresikan perilaku (gelisah, menangis, dll) 6. Sikap melindungi area nyeri Faktor yang berhubungan 1. Agen cedera (biologis, fisik, psikologis) | NOC: 1. Pain level 2. Pain control 3. Comfort level KH: 1. Mampu mengontrol nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. | NIC: Pain managemen 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri 7. Kurangi faktor presipitasi nyeri 8. Pilih dan lakukan penanganan nyeri 9. Kaji tipe dan sumber nyeri 10. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 11. Berikan analgetik |
140
untuk mengurangi nyeri 12. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 13. Tingkatkan istirahat 14. Kolaborasi dengan dokter | |||
6 | Hambatan mobilitas fisik Batasan karakteristik 1. Penurunan waktu reaksi 2. Kesulitan membolak balik posisi 3. Dispnea setelah beraktifitas 4. Gerakan bergetar 5. Keterbatasan rentang gerakan sendi Faktor yang berhubungan 1. Intoleransi aktivitas 2. Ansietas 3. Gangguan kognitif 4. Konstruktur 5. Fisik tidak bugar 6. Penurunan ketahanan tubuh 7. Penurunan kendali otot 8. Penurunan masa otot 9. Dll | NOC: 1. Joint movement 2. Mobility level 3. Self care: ADLs 4. Transfer permormance KH: 1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas 3. Memverbisasikan perasa- an dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah 4. Memperagakan penggunaan alat 5. Bantu untuk mobilisasi | NIC: Exercise therapy: ambulation 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan 2. Konsultasikan dengan terapi fisik 3. Bantu klien untuk menggunkan tongkat saat berjalan dan cegah cidera 4. Ajarkan klien untuk tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi 5. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 6. Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kempuan 7. Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi 8. Berikan alat bantu jika klien memerlukan 9. Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. |
0 Komentar