1. Pengertian
Mola Hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma villus korialis langka vaskularisasi dan edematus.
2. Patofisiologis
Faktor Ovum, Imunoselektif dari Tropoblas, Sosial ekonomi yang rendah, Pariatas tinggi, Kekurangan protein, Infeksi virus, Faktor kromosom yang belum jelas.
Membentuk gelembung-gelembung berisi cairan menyerupai buah anggur
Diferensiasi Proliferasi Gastrula + Blastula Blastocyt
Uterus menjadi besar
Gelembung mola kelaur beserta darah
Pada molahidatinosa tidak terjadi deperensiasi tetapi hanya froliferasi sehingga pertumbuhan tidak terkendali pada sel-sel tropoblas yang mana vaskularisasi tidak mencukupi sehingga bagian pinggir akan nekrosis dan keluar menimbulkan gelembung mola (fluksus) yang akhirnya akan mengalami mola abortion.
3. Diagnosis :
Kehamilan mola hidatidosa akan didapatkan gambaran/tanda :
- Seperti keluhan kehamilan muda
- Dengan perubahan secara cepat menyebabkan TFU (tinggi Fundus uteri) lebih besar dari pada usia kehamilan dari pada umumnya. Sehingga pada keadaan ini harus dibedakan dari pada kehamilan gemmelli.
4. Therapi
- Evakuasi, dengan persiapan khusus
· Cairan /darah
· Upaya dilatasi tujuan utama bila osteum uteri belum terbuka ( amnion 10 – 12 jam)
· Drip oxcitosin untuk menambah kontraksi, ekspulsi, menurunkan perdarahan, mencegah perforasi kebelakang
- Terapi supportif (antibiotika, transfusi, dll)
- Monitor kadar HCG sampai 1 bulan :
- Apakah ada mola
- Apakah ada tanda-tanda keganasan /Chorio Ca.
Curret bisa menyebabka robeknya mukosa endometrium sehingga bila diberikan oksitoxin maka endometrium akan menebal.
Predisposisi terjadinya Molahidatinosa :
1. Kekurangan vitamin B 12
2. Imunologi
3. Gizi terganggu
I. PENGKAJIAN
A. AKTIVITAS
· Kelemahan.
· Kesulitan ambulasi.
B. SIRKULASI
· Takikardia, berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok).
· Edema jaringan.
C. ELIMINASI
· Ketidakmampuan defekasi dan flatus.
· Diare (kadang-kadang).
· Cegukan; distensi abdomen; aabdomen diam.
· Penurunan haluan urine, warna gelap.
· Penurunan/tak ada bising usus (ileus); bunyi keras hilang timbul, bising usus kasar (obstruksi); kekakuan abdomen, nyeri tekan. Hiperesonan/timpani (ileus); hilang suara pekak diatas hati (udara bebas dalam abdomen).
D. CAIRAN
· Anoreksia, mual/muntah; haus.
· Muntah proyektil.
· Membran mukosa kering, lidah bengkak, turgor kulit buruk.
E. KENYAMANAN/NYERI
· Nyeri abdomen, Distensi, kaku, nyeri tekan.
F. PERNAPASAN
· Pernapasan dangkal, takipnea.
G. KEAMANAN
· Riwayat inflamasi organ pelvik (salpingitis); infeksi pasca-melahirkan, abses retroperitoneal.
H. PENYULUHAN/PENBELAJARAN
· Riwayat adanya trauma penetrasi abdomen, contoh luka tembak/tusuk atau trauma tumpul pada abdomen; perforasi kandung kemih/ruptur; penyakit saluran GI contoh apendisitis dengan perforasi, ganger/ruptur kandung empedu, perforasi karsinoma gaster/ulkus duodenal, obstruksi gang renosa usus, perforasi divertikulum, ileitis regional, hernia strangulasi.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
4. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
III. RENCANA INTERVENSI
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Resiko tinggi terhadap devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a. Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
b. Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c. Catat haluaran dan pemasukan
Rasional : Mengetahuai penurunanan sirkulasi terhadap destruksi sel darah merah.
d. Observasi Nadi dan Tensi
Rasional : Mengetahui tanda hipovolume (perdarahan).
e. Berikan diet halus
Rasional : Memudahkan penyerapan diet
f. Nilai hasil lab. HB/HT
Rasional : Menghindari perdarahan spontan karena proliferasi sel darah merah.
g. Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif
h. Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
Rasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d. Lakukan perawatan vulva
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi
Rasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
f. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan
Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
g. Batasi pengunjung dan ajari pengunjung untuk mencuci tangan yang baik.
Rasional : Mencegah cross infeksi.
h. Observasi suhu tubuh.
Rasional : Mengetahui infeksi lanjut.
i. Nilai hasil lab. Leukosit,darah lengkap.
Rasional : Penurunan sel darah putih akibat dari proses penyakit
j. Berikan obat sesuai terapi.
Rasional : Antibiotika profilaktik atau pengobatan.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
Tujuan :
Tidak terjadi Perubahan perfusi jaringan selama perawatan perdarahan
Intervensi :
a. Kaji tanda vital, warna kulit, ujung jari
Rasional : Memberikan informasi mengenai perfusi
b. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh.
Rasional : Memperlancar vaskularisasi kejaringan perifer.
c. Nilai hasil lab.HB/HT dan jumlah SDM GDA.
Rasional : Mengidentifikasi/memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.
d. Berikan sel darah merah seuai program terapi.
Rasional : Memaksimalkan transportasi oksigen kejaringan.
4. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk mencegah kondisi klien lebih buruk
b. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
c. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal
d. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien
Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada Mola Hidatidosa, istirahat mutlak sangat diperlukan
e. Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
Rasional : Menilai kondisi umum klien
5. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun diskripsi.
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetika
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit.
Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas.
b. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit.
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien.
d. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan.
e. Terangkan hal-hal seputar Mola Hidatidosa yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga.
Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 2 September 2002 Jam masuk : 13.40 WIB
Ruang : Kandungan No. Reg Med : 10196923
Pengkajian : 3 September 2002
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. Siti Zulaikah Nama Suami : Tn. M
Umur : 19 tahun Umur : 24 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dinoyo Tambangan II/45 Surabaya
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
Menarche umur 15 tahun, siklus teratur (28 hari) denggan jumlah darah relatif sedikit selama 6-7 hari. Klien tidak mengalami dismenorhea. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 2 Agustus 2002, tanggal 28 Agustus 2002 terjadi perdarahan, di bawa ke klinik Al Falah tanggal 29 Agustus 2002, tanggal 31 Agustus 2002 terjadi perdarahan kembali, dan baru di bawa ke Poliklinik Kandungan RSUD dr. Soetomo pada 2 September 2002.
- Riwayat Kehamilan/nifas sebelumnya :
Klien sebelumnya belum pernah mengalami.
Klien belum memiliki anak.
2. Riwayat KB
Saat ini klien tidak menggunakan alat kontrasepsi.
3. Riwayat Kesehatan
Klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok, dan penyakit keturunan lainnya. Tidak ada riwayat keguguran pada anggota keluarga lainnya.
4. Kebutuhan Dasar Khusus
1. Pola Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari, dengan cukup lauk dan sayuran; klien tidak mengalami gangguan nafsu makan, klien tidak berpantang makan.
2. Pola Aktivitas dan latihan
Sebagai ibu rumah tangga, klien menjalankan aktivitas seperti biasanya dan tidak menambah waktu istirahat karena klien tidak merasa bahwa dirinya hamil. Saat ini klien merasa nyeri pada perut bagian bawah dan perdarahan walaupun tidak terlalu mengganggu kegiatan sehari-hari. Nyeri yang timbul terasa lebih berat saat merubah posisi tubuh dengan cepat dan tiba-tiba.
5. Pemeriksaaan Fisik
Kesadaraan Umum : Composmentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Pernafasan : 20 X/menit
Nadi : 80 X/menit
Konjungtiva : Anemis
Sclera : Anikteric
Turgor kulit : elastis
Warna kulit : agak pucat
- Inspeksi :
Pembesaran relatif abdomen
Linea alba tidak ada
Striae pada perut sedikit
- Palpasi
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 2 Jari diatas pusat.
Periksa Dalam (Vaginal Toucher) :
- Vaginal Toucher : tidak ditemukan fluks
- Portio : Lunak, nyeri goyang (-), Pembukaan 1 Cm
- Cavum Uteri : TFU 2 jari di atas pusat.
- Adnexia Parametrium ka/ki : Nyeri tekan (-) Massa (-)
- Cavum Douglas : tidak menonjol
- Inspekulo : Fleks (+)
- Auskultasi
Doppler tidak dilakukan
6. Data Penunjang
HCG Test : Positif
Hemoglobin : 9 mg%
Ultra Sonografi :
Diagnosa Medik : Mola Hidatidosa + Anemis
Analisa Data
Data | Etiologi | Masalah Keperawatan |
DS : - Mengeluh nyeri perut bagian bawah dan perdarahan sudah 6 hari, badan lemah DO : - Perdarahan pervaginal bergumpal. - Hb. 9 mg% - Kulit agak pucat DS : - Mengeluh perdarahan sudah 6 hari DO : - Perdarahan pervaginal bergumpal. - Vulva kotor & lembab DS : - Menyatakan Nyeri perut bagian bawah. - Mengeluh Perdarahan sudah 6 hari DO : - Kadang meringis menahan nyeri DS : - Menyatakan tidak tahu kalau dirinya bukan hamil - Menyatakan perdarahan yang terjadi adalah haid - Menyatakan bingung apa yang harus dilakukan DO : | Perdarahan akibat kerusakan jaringan intra uterus menimbulkan perdarahan dan penurunan volume cairan. Akibat perdarahan mengakibatkan kondisi vulva hygiene menjadi berkurang dan selalu lembab, beresiko terhadap terjadinya infeksi Kerusakan jaringan yang terjadi dapat mengakibatkan nyeri dan mengganggu kondisi fisik dan psikologis klien Kekurangtahuan terhadap kondisi dapat mengakibatkan kecemasan dan mengakibatkan perawatan yang dilakukan tidak maksimal | Devisit Volume Cairan Resiko tinggi untuk Infeksi Gangguan Rasa Nyaman : (Nyeri) Cemas |
Diagnosa Keperawatan :
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan.
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri
3. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab.
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
RENCANA KEPERAWATAN :
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a. Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
b. Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c. Anjurkan klien memenuhi kebutuhan cairan
Rasional : Motivasi untuk memenuhi kebutuhan cairan
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun deskripsi.
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetika
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
d. Lakukan pendidikan kesehatan teknik distraksi
Rasional : Adaptasi terhadap nyeri merupakan teknik yang dapat menurunkan nyeri disamping kecemasan
3. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawtan, diharapkan tidak terjadi infeksi selama perdarahan berlangsung
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
Rasional : Perubahan yang terjadi pada dischart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar.
c. Lakukan perawatan vulva
Rasional :Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
d. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
Rasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
e. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan.
Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak merasa cemas, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
b. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penilaian objektif klien tentang penyakit
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
d. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
e. Terangkan hal-hal seputar Molahidatidosa yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Devisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Waktu | Implementasi | Respon |
08.00 | Mengukur jumlah cairan yang keluar Menerangkan bahaya pengeluaran cairan berlebihan Melakukan penghitungan intake dan output Mengajarkan cara mengukur kebutuhan cairan sederhana Menganjurkan klien cukup banyak minum dan makan Mengajarkan cara menentukan jumlah minum yang diperlukan selama perdarahan | Vol darah + 200 cc keluar, warna merah segar bergumpal Menyatakan takut dengan perdarahan, dan menanyakan cara agar perdarahan berhenti Intake harian + 1200 cc, Output + 1400 cc. Menyatakan mengerti cara pengukuran cairan Menyatakan akan berusaha banyak minum Menyatakan akan minum air tambahan 2 gelas tiap hari |
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringgan intrauterine
Waktu | Implementasi | Respon |
07.00 | Menilai derajad nyeri Menerangkan penyebab nyeri Menganjurkan klien tidak banyak bergerak/aktivitas Menganjurkan klien untuk memberitahu perawat bila nyeri bertambah hebat | Nyeri seperti ditekan pada bagian bawah perut Klien diam, menyatakan mengerti Klien mengangguk Klien mengangguk, menyatakan akan memperhatikan kondisi tubuhnya |
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulcva lembab
Waktu | Implementasi | Respon |
07.30 | Mengajarkan pada ibu untuk dapat mengecek perdarahan tiap hari, menerangkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkaji tanda infeksi pada vagina Menganjurkan ibu untuk membersihkan kemaluan teratur Menganjurkan pada ibu untuk segera memberitahu perawat bila ada tanda demam, perdarahan berbau atau keluar nanah | Menyatakan ia telah berusaha memperhaikan perdarahan yang terjadi dan dapat menyebutkan tanda infeksi Menganggguk dan menyatakan sanggup Menyatakan akan segera memberitahu perawat bila ada tanda demam, perdarahan berbau atau keluar nanah |
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Waktu | Implementasi | Respon |
08.30 | Menerangkan bahwa ibu saat ini sebenarnya tidak hamil. Menerangkan agar ibu banyak istirahat. Menerangkan perdarahan yang terjadi | Mengulang pernyataan bahwa dirinya tidak hamil. Menyatakan ia akan banyak istirahat - |
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Devisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Waktu | Implementasi | Respon |
08.00 | Mengukur jumlah cairan yang keluar Menerangkan bahaya pengeluaran cairan berlebihan Melakukan penghitungan intake dan output Mengajarkan cara mengukur kebutuhan cairan sederhana Menganjurkan klien cukup banyak minum dan makan Mengajarkan cara menentukan jumlah minum yang diperlukan selama perdarahan | Vol darah +200 cc keluar, warna merah segar dan bergumpal. Menyatakan takut dengan perdarahan, dan menanyakan cara agar perdarahan berhenti Intake harian + 1200 cc, Output + 1400 cc. Menyatakan mengerti cara pengukuran cairan Menyatakan akan berusaha banyak minum Menyatakan akan minum air tambahan 2 gelas tiap hari |
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringgan intrauterine
Waktu | Implementasi | Respon |
07.00 | Menilai derajad nyeri Menerangkan penyebab nyeri Menganjurkan klien tidak banyak bergerak/aktivitas Menganjurkan klien untuk segera memberitahu perawat bila nyeri bertambah hebat | Nyeri seperti ditekan pada bagian bawah perut Klien diam, menyatakan mengerti Klien mengangguk Klien mengangguk, menyatakan akan memperhatikan kondisi tubuhnya |
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulcva lembab
Waktu | Implementasi | Respon |
07.30 | Mengajarkan pada ibu untuk dapat mengecek perdarahan tiap hari, menerangkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkaji tanda infeksi pada vagina Menganjurkan ibu untuk membersihkan kemaluan teratur Menganjurkan pada ibu untuk segera memberitahu perawat bila ada tanda demam, perdarahan berbau atau keluar nanah | Menyatakan ia telah berusaha memperhaikan perdarahan yang terjadi Dan dapat menyebutkan tanda infeksi Menganggguk dan menyatakan sanggup Menyatakan akan segera memberitahu perawat bila ada tanda demam, perdarahan berbau atau keluar nanah |
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Waktu | Implementasi | Respon |
08.30 | Menerangkan bahwa ibu saat ini sebenarnya tidak hamil Menerangkan agar ibu banyak istirahat Menerangkan perdarahan yang terjadi | Mengulang pernyataan bahwa dirinya tidak hamil Menyatakan ia akan banyak istirahat - |
Daftar Pustaka
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. (1981). Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung.
JNPKKR-POGI. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Marilynn E.Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Rustam Mochtar. (1992). Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta.
Sarwono Prawirohardjo. (1999). Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Wong,Dona L& Perry, Shanon W. (1998). Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co., Philadelphia.
. Protap Pelayanan Kebidanan RSUD Dr. Sutomo Surabaya, Surabaya
0 Komentar