Askep Hiperparatiroid
A. DEFINISI
Hiperparatiroid merupakan kelebihan produksi hormone paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Ditandai dengan peningkatan kalsium darah dan penurunan fosfat dalam darah.
Hiperparatiroidisme terdiri dari 2 jenis :
a.Hiperparatiroidisme Primer
Terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita pada wanita daripada laki-laki,usia 60-70 tahun.Gejala yang ditimbulkan asimtomatik.
b.Hiperparatiroidisme Sekunder
Manafestasi klinis serupa dengan pasien gagal ginjal.Rakitis ginjal (renal riketsia) akibat retensi fosfor akan mengakibatkan tingginya stimulasi pada kelenjar paratiroid.
B. MANIFESTASI KLINIS
Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa system organ.
Gejala:
-Apatis -Konstipasi
-Keluhan mudah lelah -Hipertensi
-Mual,muntah -Aritma Jantung
Manifestasi psikologis dapat berfariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurologis hingga keadaan psikosis yang disebabkan efek langsung kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan otot.
C. ETIOLOGI
Kelebihan produksi hormone paratiroid oleh kelenjar paratiroid
D. PATOFISIOLOGI
Kelebihan hormone paratiroid menyebabkan pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal karena peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor.kerusakan ginjal dapat terjadi karena presipitasi kalsium fosfat sehingga mengakibatkan batu ginjal (renal calculi), obstruksi,pielonefritis serta gagal ginjal
Munculnya sel-sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklat yang berlebihan,sehingga mengakibatkan nyeri skeletal dan nyeri tekan,fraktur patologik,deformitas dan pemendakan tulang. Kerusakan tulang menyebabkan resiko fraktur
E. PATH WAY
Kelebihan Produksi Hormon Paratiroid
Peningkatan ekskresi Pertumbuhan osteoklas berlebih
Kalsium & Fosfat
Dalam urine
Pertumbuhan sel2 raksasa benigna
Presipitasi Kalsium
Fosfat Ggn Kenyamanan Kehilangan tulang
Kerusakan Ginjal Nyeri Fraktur
Batu ginjal,obstruksi, Nyeri tekan Ggn mobilitas fisik
Gagal ginjal dan nyeri skeletal
Perubahan eliminasi urine
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan radioimmunoassay
- USG
- MRI
- Biopsi jarum halus
G. PENATALAKSANAAN
- Terapi
Pada hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal
- Hidrasi
Minum 200 ml cairan atau lebih, minum jus buah karena dapat menurunkan pH urine
- Mobilitas
Tirah baring dan peningkatan eksresi kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal
- Diet dan obat-obatan
Kebutuhan nutrisi harus terpenuhi meskipun pasien untuk menghindari diet kalsium terbatas atau kalium berlebih
- Pemberian fosfat oral
Pantau gejala tetani
H. KRISIS HIPERKALEMIK
- Akut dapat terjadi jika kadar kalsium > 15 mg/dl
- Gejala – gejala menyangkut gejala neurologis, kardiovaskuler, ginjal
- Pengobatan mencakup rehidrasi cairan IV, dalam jumlah banyak diouretik dan terapi fosfat
- Agen sitotoksik, kalsitonin dan dialisis untuk menurunkan kadar kalsium dengan cepat
- Pantau ketat terhadap komplikasi
J. PENGKAJIAN
Pengakajian Fokus Pengkajian
1. Apatis,letih,kelemahan muskuler,mual muntah, konstipasi,hipertensi dan disrimia.
2. Manifestasi psikologis beragam, dari peka rangsang, emosi.
3. dapat terbentuk batu pada salah satu atau kedua ginjal, menyebabkan obstruksi, polinefritis dan gagal ginjal.
4. gejala muskuloskeletal akibat demineralisasi tulang, nyeri rangka, punggung, persendian.
5. Nyeri ulu hati
Pengkajian umum
1. Data demografi
Umur, jenis kelamin, lingkungan, iklim
- Riwayat kesehatan keluarga
Obesitas
Gangguan tumbang
Kelainan pada kelenjar paratiroid
Diabetes militus
Infertilitas
- Riwayat Kesehatan Klien
Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, contoh: amenore
BB tidak sesuai usia
Gangguan psikologis: mudah marah, sulit bergaul
Penggunaan obat-obatan: Hidrokortison, Kontrasepsi oral, Antihipertensif
- Riwayat Diit
Penurunan/ peningkatan BB
Nausea, mual, muntah, nyeri abdomen
Selera makan menurun/ meningkat
Pola makan/ minum sehari-hari
Kebiasaan mengkonsumsi makanan
- Status Sosial Ekonomi
Bagaimana memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi
Upaya mendapat pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Risiko tinggi terhadap cidera
Faktor risiko meliputi :kalsifikasi tulang, deformitas
Hasil yang diharapkan /kriteria evaluasi : Mendemonstrasikan tidak ada cidera dengan komplikasi minimal / terkontrol
Intervensi | Rasional |
1. Pantau TTV Klien | 1. Mengetahui keaadan klien |
2. Evaluasi refleks secara periodik, observasi adanya peka rangsang | 2. Mengetahui kepekaan klien terhadap rangsang |
3. Pertahankan penghalang tempat tidur terpasang, hindari penggunaanrestrain | 3. Menurunkan kemungkinan adanya trauma |
4. Pantau kadar kalsium darah | 4. Kadar kalsium < 7,5/100 ml membutuhkan terapi pengganti |
5. Kelola pemberian obat kalsium (glukonat,laktat) & agen ikatan fosfat | 5. Mengelola program terapi
|
- Nyeri
Dapat dihubungkan dengan interupsi terhadap jaringan / otot
Kemungkinan dibuktikan oleh :
ü Keluhan nyeri
ü Fokus menyempit ; perilaku melindungi ;gelisah
ü Respon autonomik
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi :
Ì Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Ì Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktifitas hiburan
Intervensi | Rasional |
1. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal , catat lokasi, intensitas dan lamanya | 1. Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi, efektivitas terapi |
2. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi | 2. Mengatasi nyeri, memfokuskan perhatian klien |
3. Pertahankan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung | 3. Memberi kesempatan klien untuk istirahat |
4. Berikan obat analgetik | 4. Menurukan nyeri |
- Gangguan mobilitas fisik
Dapat dihubungkan dengan ; nyeri sendi, nyeri rangka
Kemungkinan dibuktikan oleh :
o Ketidakmampuan bergerak sesuai dengan tujuan dalam lingkungan fisik termasuk mobilitas di tempat tidur pemindahan dan ambulasi
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi :
v Mempertahankan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit
v Mendemonstrasikan perilaku yang memungkinkan dilakukanyya kembali aktivitas.
Intervensi | Rasional |
1. Periksa kembali kemampuan dan keaadan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi | 1. Mengidentifikasikan kemungkinan kerusakan secara fungsional |
2. Bantu melakukan latihan rentang gerak | 2. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi / posisi normal ekstremitas |
3. Instruksikan pasien dengan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi | 3. Membantu pemulihan secara fisik |
4. Periksa kembali pada daerah yang mengalami nyeri tekan | 4. Mencegah komplikasi / risiko berkembangnya trombosis vena dalam (TVD) |
4. Perubahan Eliminasi
Dapat dihubungkan dengan : kerusakan ginjal
Kemungkinan dihubungkan dengan :
v Disfungsi ginjal
v Pembentukan batu ginjal
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi :
v Mengungkap pemahaman tentang kondisi
v Mempertahankan keseimbangan masukan / haluaran
Intervensi | Rasional |
1. Kaji pola berkemih , seperti frekuensi dan jumlahnya | 1. Mengidentifikasi fungsi kandung kemih |
2. Palpasi adanya distensi kandung kemih dan observasi pengeluaran urin | 2. Ketidakmampuan berhubungan denagn hilangnya kontraksi kandung kemih untuk merilekskan sfingter urinarius |
3. Lakukan program katerisasi bila diperlukan | 3. Mencegah retensi urin dan memantau haluaran urin |
4. Pantau BUN dan kreatinin | 4. Menggambarkan fungsi ginjal dan mengidentifikasi komplikasi |
5. Berikan pengobatan sesuaiindikasi, seperti vitamin / antiseptok urinarius | 5. Mengelola program terapi |
Implementasi
Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun agar tercapai hasil yang diharapkan.
Evaluasi
- Tidak terjadi cidera
- Klien mampu beraktivitas sesuai keinginan
- Tidak adanya tanda-tanda nyeri
- Eliminasi BAK klien normal
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hiperparatiroid merupakan kelebihan produksi hormone paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Ditandai dengan peningkatan kalsium darah dan penurunan fosfat dalam darah.
B. Saran dan Kritik
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penyusun mengharapkan saran dam kritik yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik.
Daftar Pustaka
Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperwatan. Jakarta :EGC
Potter &Parry.1999. Keperwatan Medikal Bedah volume 2. Jakrta :EGC
0 Komentar