A. PENGERTIAN HIPERVOLEMI ATAU OVERHIDRASI
Hipervolemi adalah perluasan isotonic dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan Na yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama.
Hipervolemi juga merupakan penambahan atau kelebihyan volume cairan ekstra seluler.
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu
Hipervolume (peningkatan volume darah) dan Edema (kelebihan cairan pada interstisial). Edema terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatis dan penirunan tekana osmotic. Edema sering muncul di daerah mata, jari, dan pergelangan kaki.
Edema pitting adalah edema yang muncul di daerah perifer. Jika area tersebut di tekan, akan terbentuk cekunagan yang tidak langsung hilangf setelah tekanan dilepaskan. Ini karena perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekan edema pitting yang menunjukkan kelebihan cairan yang menyeluruh. Sebaliknya, pada edema non-pitting, cairan di dalam jaringan tidak dapat dialihkan ke area lain pada tekanan jari. Edema pitting tidak menunjukkan kelebihan CES, melainkan kondisi infeksi dan trauma yang menyebabkan pengumpulan dan pembekuan cairan di permukaan jaringan.
Kelebihan volume cairan (FVE) mengacu pada perluasan isotonic dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama di CES. Hal ini terjadi setelah peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang menyebabkan peningkatan air tubuh total. Karena ada retensi isotonik dari subtansi tubuh, konsentrasi natrium serum tetap normal.
Faktor penyebabnya adalah gagal jantung kongestif, gagal ginjal, serosis hepatic. Pemberian cairan yang mengandung cairan yang mengandung natrium secara berlebihan pada pasien dengan gangguan mekanisme pengaturan terutama meningkatkan kecenderungna pasien terhadap kelebihan volume cairan yang serius.
Masukan garam meja (NaCl) yang berlebihan atau natrium lain juga meningkatkan kecenderungan akan kelebihan cairan.
B. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari FVE berasal dari perluasan kompartemen CES dan termasuk edema, distensi vena leher, dan krakels (bunyi paru yang abnormal). Manifestasi lain dari kelebihan volume cairan termasuk takikardia; peningkatan tekanan darah; tekanan nadi, dan teaknan vena sentral, peningkatan berat badan.
Peningkatan haluaran urine, dan napas pendek dan mengi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERVOLEMI
- PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.Riwayat Keperawatan
Meliputi jumlah asupan cairan yang diukur melalui jumlah pemasukan secara oral., parenteral, aatu enteral. Jumlah pengeluaran dapat diukur melalui jumlah produksi, urine, feses, muntah atau pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan, dan perubahan berat badan yang dapat menentuakan tingkat dehidrasi.
2. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik meliputi system yang berhubungan denagan system integument (status turgor kulit dan edema), system kardiovaskuler (adanya distensi vena jugularis, tekanan darah, dan bunyi jantung), system penglihatan(kondisi dan cairan mata), system neurology (gangguan sensorik/mototrik), status kesadaran, dan adanya refleks), dan system GI (keadaan mukosa mulut, lidah, dan bising mulut) Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostik Lainnya
Pemeriksaan laboratorium dapat berupa pemeriksaan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, GDA dll)
Data laboratorium yang bermanfaat dalam diagnosa FVE termasuk BUN dan tingkat hematokrit. Dengan adanya FVE, kedua nilai ini mungkin menurun karena dilusi plasma. Penyebab lain dari abnormalitas dalam nilai ini termasuk masukan protein yang rendah dan anemia. Pada GGK, baik osmolalitas serum dan natrium akan menurun karena retensi air yang berlebihan. Natrin urine akan meningkat jika ginjal mencoba menekskresiakn volume yang berlebihan. Rongent dada mungkin menunjukan bendungan pulmonal. Hipervolemia terjadi jika aldosteron terstimulasi secara kronis (yaitu sirosis, gagal jantung kongestif, dan sindroma nefrotik) karena itu natrium urine tidak akan meningkat dalam keadaan ini.
3. Pengkajian Keperawatan
Retensi cairan yang Untuk mengkaji FVE, masukkan dan haluaran cairan pada interval yang teratur terhadap indikasi adanya berlebihan. Pasien ditimbang setiap hari, dan penambahan berat badan akut dicatat (penambahan berat badan akut sebesar 0,9 kg/ 2 pound menggambarakn penambahan kurang lebih 1 liter cairan).
Mengkaji bunyi napas denagn interval yang teratur pada pasien beresiko, terutama jika cairan parienteral sedang diberikan. Perawat memantau tingkat edema pada bagian tubuh terutama yang tergantung, seperti kaki dan pergelangan kaki pada pasien yang dapat berjalan dan daerah sacral pada pasien yang tirah baring.
Tingkat edema pitting dikaji dan tingkat edema perifer dipantau dengan mengukur lingkar ekstremitas dengan menggunakan pengukur dalam millimeter.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Kelebihan cairan berhubungan dengan penurunan fungsi mekanisme pengaturan asuapn cairan berlebih, asupan Na berlebih
- Pola napas tidak efektif berhuibungan dengan hiperventilasi
- Penurunan cardic out put bd perubahan stroke volume
- Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2.
C.PERENCANAAN KEPERAWATAN
1.Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status keseimbangan cairan
2.Pertahankan keseimbangan cairan, lakukan:
· Hilangkan faktor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat kondisi pasien terlebih dahulu. Apabila akibat bendungan aliran pembuluh darah, maka anjurkan pasien untuk istirahat dengan posisi telentang, posisi kaki ditinggikan, tinggikan ekstermitas yang mengalami edema di atas posisi jantung, kecuali kontra indikasi.
· Kurangi kontriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang ketat.
· Mengurangi asupan garam
3. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
4. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan
5. Pertahankan posisi tirah baring selama fase akut
6. Kaji adanya edema dan asietas
7. Kaji adanay peningkatan JVP dan CVP
8. Monitor TTV
9. Buat jadwal masukan cairan dan monitor balance cairan daalm 24 jam
D. IMPLEMENTASI
Dilakukan secara operasional dari rencana tindakan yang telah dibuat dan diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan pasien. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan FVE diarahkan pada factor-faktor penyebab.
Pengobatan edema termasuk cara-cara untuk memobilisasi cairan (yaitu memposisikan pasien pada posisi supine dan penggunaaan supportive stockings).
Bila kelebihan cairan berhubungan dengan pemberian berlebih cairan yang mengandung natrium, menghentikan infus. Pengobatan gejala mencakup pemberian diuretic dan mem batasi cairan dan natrium.
Diuretik
Diuretik diresepkan jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi edema dengan mencegah reabsorbsi natrium dan air oleh ginjal. Pilihan deuretik didasarkan pada keparahan keadaan hipervolemik, tingkat kerusakan fungsi renal dan kepateann diuretic. Umumnya, diuretic golongan tiasid diresepkan untuk hipervolemia ringan sampai sedang dan diuretic loop untuk hipervolemia berat.
Menyeimbangkan elektrolit
Ketidakseimbanagn elektrolit dapat terjadi akibat efek dari diuretic hipokalemia dapat terjadi dengan semua diuretic kecuali diuretic( misal spironolakton) yang bekerja pada tubulus distal akhir nefron.
Tambahan kalium dapat diresepkan untuk menghindari komplikasi ini. Hiperkalemia dapat terjadi dengan diuterik yang bekerja pada tubulus distal akhir, terutama jika diberikan pada pasien dengan penururna fungsi ginjal.
Diet pembatasan Na
E. EVALUASI
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara umum dapat dinilai dari adanya kemammpuan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditujukan oleh adanya keseimbangan antara jumlah asupanb dan pengeluaran, nilai elektrolit dalam batas normal, BB sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema dsb.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipervolemi adalah perluasan isotonic dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan Na yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama.
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu
Hipervolume (peningkatan volume darah) dan Edema (kelebihan cairan pada interstisial). Edema terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatis dan penirunan tekana osmotic. Edema sering muncul di daerah mata, jari, dan pergelangan kaki.
B.SARAN DAN KRITIK
Dalam makalah ini penulis banyak terdapat kesalahan untuk itu penulis meminta saran dan kritik kepada pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2006. Pengantar KDM vol 2. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah vol 1. Jakarta: EGC.
Iqbal, Wahit, dkk. 2007. Buku Ajar KDM. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
0 Komentar