Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Asuhan Keperawatan Pada Pasien APPENDIKSITIS

. Pengertian

Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2002).

Appendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu adalah sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (Wing de jong et al, 2005 )

Klafisikasi appendisitis dibagi atas 3 :

a. Apendisitis akut radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum local

b. Apendisitis rekurens c. Apendisitis kronis

B. Etiologi

Appendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor- faktor prediposisi yang menyertai. Faktor tersering yang muncul adalah obtruksi lumen.

Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena :

a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak b. Adanya faekolit dalam lumen appendiks

c. Adanya benda asing seperti biji-bijian. Seperti biji Lombok, biji jeruk dll d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumny

Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus

Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.

Tergantung pada bentuk appendiks

Appendik yang terlalu panjang.

Messo appendiks yang pendek.

Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks.

Kelainan katup di pangkal appendiks.

C. Manifestasi Klinis

Adapun manifestasi klinis dari appendicitis yaitu :

Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan demam derajat rendah, mual, dan sering kali muntah.

Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan spina anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rectum kanan.

Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare

Tanda rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kiri bawah, yang menyebabkan nyeri pada kuadran kanan bawah)

Jika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.

D. Patofisiologis

Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen Apeendiks oleh hyperplasia, folikel limfoid, fekalit, benda asing, striptur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat

tersebut akan menhambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapidisis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah akan terjadi apendik akut fokal yang ditandai oleh nyeri epdestrium. Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edem bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi invak dinding appendik yang diikuti dengan ganggren (Arif Mansjoer, 2000).

E. Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnosa pada appendicitis didasarkan atas anamnesa ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.

Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnesa, ada 4 hal yang penting adalah :

Nyeri mula-mula di epeigastrium (nyeri visceral) yang beberapa waktu kemudian menjalar keperut kanan bawah.

Muntah oleh karena nyeri visceral

Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus)

Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan di perut terasa nyeri.

Pemeriksaan Laboratorium

Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.

Hb (hemoglobin) nampak normal

Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrate

Urine penting untuk melihat apa ada insfeksi pada ginjal.

Pemeriksaan Radiologi

Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaappendicitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut :

Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan

Kadang ada fekolit (sumbatan)

Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma

Pemeriksaan Tambahan

Lokalisasi

Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,tetapi paling terasa nyeri pada titik Mc Burney. Jika sudah infiltrat, insfeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney

Test Rectal

Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.

F. Penatalaksanaan

Tatalaksana appendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi. Keterlambatan dalam tatalaksana dapat mengakibatkan perforasi. Teknik laparoskopik, appendektomi laparoskopik sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pad pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita (Bimbaum BA)

G. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Hipertermia b.d respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal c. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi

d. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja peristaltik usus menurun

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

f. Kerusakan integritas jaringan g. Gangguan rasa nyaman

h. Resiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d proses infeksi, penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal

i. Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh j. Ansietas b.d proknosis penyakit rencana pembedahan

H. Rencana Perawatan

No

Diagnosa keperawatan

Tujuan & KH (NOC)

NIC

1

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Respiratory status :

ventilation

Respiratory status :

airway patency

KH:

Mendemonstrasikan batuk efektif dan sura nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak meras tercekik, frekuensi pernapasan normal, tidak ada suara nafas

abnormal)

Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thurst bila perlu

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasikan pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas bantuan

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Lakukan suction pada mayo

Berikan bronkodilator bila perlu

Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

Monitor respirasi dan status O2

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

Pertahankan jalan nafas yang paten

Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi

Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign monitoring

Catat adanya fluktasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berbaring

Auskultasi VS pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, RR, sebelum, selama dan setelah aktifitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasan

Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,

peningkatan sistolik )

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2

Hipertermia b.d

respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Thermoregulation

Monitor suhu sesering mungkin

Monitor IWL

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tekanan darah, nadi dan RR

39

KH:

Suhu tubuh dalam batas normal

Nadi dan RR dalam batas normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Monitor penurunan tingkat kesadaran

Monitor WBC, Hb dan

Hct

Monitor intake dan output

Berikan anti piretik

Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

Selimuti pasien

Lakukan tapid sponge

Kolaborasi pemberian cairan intravena

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

Tingkatkan sirkulasi udara

Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya mengigil

Temperature regulation

Monitor suhu minimal tiap 2 jam

Rencanakan monitoring suhu secara kontinues

Monitor TD, nadi dan RR

Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

3

Nyeri akut b.d

inflamasi dan infeksi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Pain level

Pain control

Comfort level

KH:

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

Pain management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karateristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

40

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

mempengaruhi respon

nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan pengangan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan iterpersonal )

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi neri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic administration

Tentukan lokasi, karateristik, kualitas dan

41

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik

ketika pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara iv, im untuk pengobatan nyeri secara teratur

Monitor VS tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala

4

Kekurangan volume

cairan b.d kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja peristaltik usus menurun

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Fluid balance

Hydration

Nutritional status : food and fluid intake

KH:

Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal

Tidak ada tanda dehidrasi

Elastisitas turgor kulit

Fluid management

Timbang popok/pembalut jika diperlukan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekurat, tekanan darah ortostatik) jika diperlukan

Monitor vital sign

Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian

Kolaborasikan pemberian cairan intravena

Monitor status nutrisi

42

baik, membran mukosa

lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Berikan cairan IV pada suhu ruangan

Dorong masukan oral

Berikan penggantian nasogastrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Tawarkan snack (jus buah, buah segar)

Kolaborasikan dengan dokter

Persiapan untuk transfusi

Hypovolemia management

Monitor status cairan termasuk intake dn output cairan

Pelihara iv line

Monitor tingkat Hb dan hematokrit

Monitor tanda vital

Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan

Monitor berat badan

Dorong pasien untuk menambah intake oral

Pemberian cairan iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan

Monitor adanya tanda gagal ginjal

5

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Nutritional status

Nutritional status : food and fluid intake

Kriteria Hasil

Adanya peningkatan berat badan sesuai

dengan tujuan

Berat badan ideal sesuai

Nutrititon management

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Berikan substansi gula

43

tinggi badan

Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )

Ajarkan pasien bagaimana membuat membuat catatan makanan harian

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition monitoring

Bb pasien dalam batas normal

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatan

dan tindakan tidak selama

jam makan

Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, hb dan

kadar ht

44

Monitor pertumbuhan dan perkembangan

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor kalori dna intake nutrisi

Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

Catat lidak jika berwarna magenta, scarlet

6

Kerusakan

integritas jaringan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Tissue integrity : skin and mucous

Wound healing : primary and secondary intention

Kriteria Hasil

Perfusi jaringan normal

Tidak ada tanda-tanda infeksi

Ketebalan dan tekstur jaringan normal

Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya kulit

Menunjukan proses terjadinya penyembuhan luka

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian

yang longgar

Jaga kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atua minyak baby oil pada daerah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien menggunakan air sabun dan air hangat

Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan netrotik

Ajarkan keluarga tentang luka perawata luka

Kolaborasi ahli gizi dengan diet TKTP

Cegah kontaminasi feces dan urin

Lakukan teknik perawatan luka

45

7

Gangguan rasa

nyaman

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Ansiety

Fear level

Streep deprivation

Comfort, readines for enchanced

Kriteria Hasil

Mampu mengontrol kecemasan

Status lingkungan nyaman

Mengontrol nyeri

Status kenyamanan meningkat

Agresi pengendalian diri

Respon terhadap pengobatan

Control gejala

Dapat mengontrol ketakutan

Support social

Keiginan untuk hidup

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien

Jelaskan semua prosuder dan apa yang dirasakan selama prosuder

Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Dorong keluarga untuk menemani anak

Lakukan back/neck rub

Dengarkan dengan penuh perhatian

Identifikasikan tingkat kecemasan

Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

8

Resiko

ketidakefektifan perfusi gastrointestinal b.d proses infeksi, penurunan sirkulasi darah ke gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Bowel elimination

Circulation status

Electrolite and acid base balance

Fluid balance

Hidration

Tissue perfusion abdominal organs

Tube care gastrointestinal

Monitor TTV

Monitor stasus nutrisi dan elektrolit

Monitor bising usus

Monitor irama jantung

Catat intake dan output secara adekurat

Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Kelola pemberian suplemen elektrolit sesuai

46

Kriteria hasil :

Jumlah warna dan konsistensi dan bau fese dalam batas normal

Tidak ada nyeri perut

Bising usus normal

Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal

Gangguan mental, orientasi pengetahuan

dan kekuatan otot normal

Na, K, Cl, Ca, Mg, dan biknat dalam batas normal

Tidak ada bunyi nafas tambahan

Intake output seimbang

Tidak ada udema perifer dan asites

Tidak ada rasa haus yang abnormal

Membran mukosa lembab

Hematokrit dalam batas normal

intruksi dokter

Kolaborasi dengan ahli gizi umlah kalori dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan

Pasang NGT jika diperlukan

Monitor warna dan konsistensi dari NGT

Monitor diare Bledding reduction gastroointestinal

Evaluasi respon psikologis pasien untuk

perdarahan dan persepsi peristiwa

Mempertahankan jalan nafas paten jika perlu

Memantau faktor penentu pengiriman oksigen jaringan

Pantau tanda-tanda dan gejala perdarahan yang persisten

Memantau status cairan, termasuk asupan dan output

Ukur lingkar perut

Dokumen warna, jumlah dan sifat feces

Memantau studi koagulasi dan hitung darah lengkap

Hindari penggunaan antikoagulan

Memantau studi koagulasi, termasuk waktu protrombin

Memberi obat

Hindari ekstrem di tingkat PH lambung dengan pemberian obat

yang sesuai

Masukan nasogastrik tabung untuk sekresi

47

hidup dan monitor

Lakukan nasogstrik lavage

Menilai status gizi pasien

9

Resiko infeksi b.d

tidak adekuatnya pertahanan tubuh

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Pain level

Pain control

Comfort level

KH:

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya

Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Jumlah lekosit dalam batas normal

Menunjukan perilaku hidup sehat

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien

lain

Pertahankan teknik isolasi

Batasi pengunjung bila perlu

Intruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah

berkunjung meninggalkan pasien

Gunakan sabun antimikrobia untuk mencuci tangan

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai petunjuk umum

Gunakan kateter inttermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing

Tingkatkan intake nutrisi

Berikan terapi antibiotik bila perlu

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik lokal

Monitor granulosit, WBC

Monitor kerentanan terhadap infeksi

Batasi pengunjung

48

sering pengunjung terhadap penyakit menular

pertahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko

pertahankan teknik isolasi k/p

Berikan perawatan kulit pada area epidema

Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

Dorong masukan nutrisi yang cukup

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Intruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi

Laporkan kecurigaan infeksi

Laporkan kultur positif

10

Ansietas b.d

proknosis penyakit rencana pembedahan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam diharapakan masalah teratasi

NOC

Anxiety self control

Anxiety level

coping

KH:

Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasikan,

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien

Jelaskan semua prosuder dan apa yang dirasakan selama prosedur

Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress

Temani pasien untuk memberikan kemanan dan mengurangi takut

Dorong keluarga untuk

49

mengungkapkan dan

menunjukan teknik

untuk mengontrol cemas

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

menunjukan berkuranganya kecemasan

menemani anak

Lakukan back/neck rub

Lakukan dengan penuh perhatian

Identifikasikan tingkat kecemasan

Bantu pasien mengenal situasi yang

menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Intruksikan pasien menggunanakan teknik relaksasi

Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

50

I. Pathway

clip_image002

Posting Komentar

0 Komentar