Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

BRONKOPNEUMONIA

A. Pengertian

Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (ngastiyah, 1997). Menurut Lab/UPF ilmu Kesehatan Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada parenkim paru.

B. Etiologi

1. Bakteri: Pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkolosis, Mikoplasma pneumonia.

2. Virus: V. Adeno, V. parainfluenza, V. influenza, V. respiratori sinsisial.

3. Jamur; Kandida, Histoplasma, Koksidioides.

4. Protozoa: pneumokistis karinii.

5. Bahan kimia: Aspirasi makanan/susu/isi lambung atau keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dsb.)

C. Patofisiologi.

Penyakit ini diawali dengan masuknya kuman ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran nafas atas dan mencapai bronkheolus dan kemudian ke alveolus dan sekitarnya.

Secara makroskopik kelainan yang timbul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru dan lebih banyak pada bagian basal. Konsolidasi itu terjadi disekitar Bronkhiolus. Paru-paru sebagian sekitarnya tampak normal dan sebagian mengalami atelektase dan sebagian lagi mengalami empiema kompensatoris. Kadang-kadang daerah konsolidasi itu lebar sehingga terjadi suatu penggabungan dan hal ini dinamakan Bronkhopneumoni Konfuens.

Secara mikroskopik reaksi radang tampak meliputi dinding bronkhus/ bronkheolus bersebukan sel radang akut, lumen terisi eksudat dan sel epitel rusak. Rongga alveolus sekitarnya tampak penuh dengan neutrofil dan sedikit eksudat fibrinosa. Alveolus yang jauh tampak sembab. Tampak pula daerah atelektasis dan emfisema. Penyembuhan biasanya tidak sempurna. Dinding bronkhus/ brokheolus yang rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran sehingga terjadi bronkhiaktasis. Selain itu organisasi eksudat terjadi karena absorpsi yang lambat.

D. Gambaran Klinik

Mendadak panas tinggi, nyeri kepala/dada (anak besar), batuk, sesak, takipnea, nafas cuping hidung, sianosis, kaku kuduk, distensi perut.

E. Penatalaksanaan

Pada penderita ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita rawat inap (bronkopneumonia berat) harus segera diberi antibiotic. Pilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.

1. Umur 3 bulan sampai 5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh streptokokus pneumonia hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai: kombinasi

- Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kgBB/24 jam IM, 1-2 kali sehari, dan klorampenicol 50-100 mg/kgBB/24 jam IM/oral, 4 kali sehari, atau

- Ampisilin 50-100 mg/kgBB/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kgBB/24 jam IM/IV, 4 kali sehari, atau

- Eritromisin 50 mg/kgBB/24 jam oral, 4 kali sehari dan Klorampenikol 50-100 mg/kgBB/24 jam IM/oral, 4 kali sehari.

2. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh: Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero bacteriaceae: kombinasi

- Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kgBB/24 jam IM, 1-2 kali sehari, dan klorampenicol 50-100 mg/kgBB/24 jam IM/oral, 4 kali sehari, dan gentamisisn 5-7 mg/KgBB/24, 2-3 kali sehari, atau

- Kloksasilin 50 mg/kgBB/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan gentamisin 5-7 mg/KgBB/24, 2-3 kali sehari. Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.

3. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh;

- Streptokokus pneumonia:

· Penisilin prokain, atau

· Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kgBB/24 jam oral, 4 kali sehari, atau

· Eritromisib (dosis sda), atau

· Kotrimoksazol 6/30 mg/kgBB/24 jam, oral 2 kali sehari.

- Mikoplasma pneumonia: eritromisin 9dosis sda)

4. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu reevaluasi apakah perlu dipilih antibioti lain.

5. Lamanya pemberian antibiotik bergantung pada kemajuan klinis penderita dan jenis kuman penyebab.

Indikasi rawat inap;

1. Ada kesukaran nafas, toksis

2. Sianosis

3. Umur kurang dari 6 bulan

4. Adanya penyulit seperti empiema

5. Diduga infeksi Stafilokokus

6. Perawatan di rumah kurang baik

Pengobatan Simptomatis.

1. Zat asam dan uap.

2. Ekspektoran

Fisioterapi:

1. Postural drainase

2. Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.

F. Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

1. Identitas

2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan utama:

Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal, disertai pernafasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

b. Riwayat penyakit sekarang

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40OC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.

c. Riwayat penyakit dahulu: Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernafasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lain.

e. Immunisasi

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernafasan atas atau bawah karena sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.

f. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

g. Nutrisi: riwayat gizi buruk atau meteorismus

3. Pemeriksaan persistem

a. Sistem kardiovaskuler: takikardi kardiovaskuler, takikardi, iritability.

b. Sistem pernafasan: Sesak nafas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernafas, pernafasan cuping hidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernafasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/secret. Orang tua cemas dengan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.

c. Sistem pencernaan: Anak malas makan dan minum, muntah, berat badan menurun, lemah.

d. Sistem eliminasi: Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi.

e. Sistem saraf : demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.

f. Sistem lmusculoskeletal: tonus otot menurun, lemah secara umum.

g. Sistem endokrin: tidak ada kelainan

h. Sistem integument: tidak ada kelainan

i. Sistem penginderaan: tidak ada kelainan

4. Pemeriksaan diagnostic dan hasil

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000-40.000/m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Foto rongsent (chest X ray) dilakukan untuk melihat:

· Komplikasi seperti empiema, etelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA

· Luas daerah paru yang terkena dan Evaluasi pengobatan

Pada bronchopneumonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur. Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.

Diagnosa Keperawatan

Pathofisiologi patway / web caution:

ISPA, Daya tahan tubuh menurun,

Penyakit menahun & Aspirasi

       
    clip_image001
 

Resiko infeksi

 

clip_image002Infeksi dan peradangan pada parenkim paru

clip_image003clip_image004clip_image005Bronkhopneumonia

clip_image006

Perub membran kapiler Hipertermi Hipersekresi mukus

clip_image007clip_image008Alveolar

 
  clip_image009

Gangguan pertukaran gas Dyspnea, malas minum Penumpukan mukus

clip_image010 Berat badan menurun

       
  clip_image011
   

Bersihan jalan nafas tidak efektif

 

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. produk mukus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif

2. Kerusakan pertukaran gas b.d. perubahan membran alveolar

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake inadekuat.

4. Hipertermi b.d proses inflamasi parenkhim paru

5. Risiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat karena penekanan respon inflamasi paru.

Rencana Keperawatan

Nursing Diagnosis

Nursing Outcomes

Nursing Interventions

Rational

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. produk mukus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif

Status pernafasan: Patensi jalan nafas, Indikator:

o Sputum dapat keluar

o Bebas suara nafas abnormal

o Tidak ada sesak nafas

o RR dalam rentang normal

o Tidak demam

o Tidak ada kecemasan

Skala penilaian:

1. Extremely compromised.

2. Substantially compromised.

3. Moderately compromised.

4. Mildly compromised.

5. Not compromised.

Airway management (manajemen jalan nafas)

Buka jalan nafas.

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Keluarkan sekret dengan suction, bila perlu.

Kolaborasi terapi inhalasi dan fisioterapi dada.

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Monitor status respirasi dan vital sign tiap 6 jam

Oxygen therapy

Menyiapkan peralatan oksigen dan humidifier

Memberikan oksigen tambahan sesuai order

Memonitor flow liter oksigen

Memonitor posisi canule

Memonitor tanda keracunan oksigen

Patensi jalan nafas sarat utama untuk memperoleh ventilasi yang adekuat.

Mengencerkan dahak dan mengeluargan skresi.

Mukus menyebabkan kehilangan cairan.

Menilai perubahan status, untuk menentukan tindakan dalam meningkatkan / mempertahankan status respirasi.

Membantu paru-paru untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap oksigen.

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat dan peningkatan metabolisme oleh adanya infeksi paru.

DS: Mengatakan nafsu makan menurun, mual.

DO: Badan tampak kurus. Gambaran ronggen thorax KP duplex aktif.

Status nutrisi: asupan makanan dan cairan, yang dapat dinilai dengan:

o Asupan makanan peroral

o Asupan cairan peroral

o Asupan TPN

Skala penilaian:

1. Not adequate

2. Slightly adequate

3. Moderately adequate

4. Substantially adequate

5. Totaly adequate

Managemen nutrisi:

Mendorong keluarga untuk meningkatkan asupan nutrisi: makanan tambahan, ASI / PASI.

Memonitor pencatatan asupan nutrisi

Mendorong keluarga untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien.

Mengelola TPN sesuai order.

Kerusakan pertukaran gas b.d. perubahan membran alveolar

Status pernafasan: Pertukaran gas

Indikator:

o Status mental baik

o Ringan bernafas

o Tidak dyspnea saat istirahat

o Tidak dyspnea saat mengeluarkan tenaga

o Tidak gelisah

o Tidak samnolent

o Hasil AGD dalam rentang normal

Skala:

1. Extremely compromised.

2. Substantially compromised.

3. Moderately compromised.

4. Mildly compromised.

5. Not compromised.

Oxygen therapy

Menyiapkan peralatan oksigen dan humidifier

Memberikan oksigen tambahan sesuai order

Memonitor flow liter oksigen

Memonitor posisi canule

Menjelaskan tentang pentingnya pemberian oksigen tambahan

Memonitor tanda keracunan oksigen

Respiratori monitoring

Memonitor: kecepatan, irama, kedalaman dan usaha pernafasan

Memonitor adanya kelelahan otot diafragma.

Auskultasi suara nafas.

Memonitor terhadap peningkatan kegelisahan, dan kecemasan.

Memonitor terhadap penurunan kesadaran

Mencatat perubahan saturasi oksigen, dan nilai AGD.

Vital sign monitoring

Memonitor tekanan darah, denyut nadi, temperatur dan status pernafasan.

Memonitor warna, temperatur dan kelembaban kulit.

Mengidentiikasi kemungkinan penyebab perubahan vital sign

Membantu paru-paru untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap oksigen.

Menilai perubahan status, untuk menentukan tindakan dalam meningkatkan / mempertahankan status respirasi.

Hipertermi b.d proses inflamasi paru

Thermoregulation.

Indikator:

Suhu tubuh 36 – 37 OC

Fever treatment:

Monitor warna dan temperature kulit.

Monitor suhu tubuh.

Monitor intake dan out put.

Lakukan kompres dingin diaksila.

Kelola pengobatan antipiretik yang diresepkan.

Hipertermi menyebkan perubahan warna kulit kemerahan dan meningkatkan suhu permukaan.

Meningkatkan kehilangan panas secara konduksi.

Menurunkan panas

Risiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat karena penekanan respon inflamasi paru.

Status infeksi

Demam

Mailase

Peningkatan WBC

Pengetahuan kontrol infeksi.

Mendiskripsikan tanda dan gejala.

Mendiskripsikan aktivitas untuk meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.

Mendiskripsikan pengobatan infeksi.

Pencegahan infeksi

Monitor tanda dan gejala infeksi

Monitor kerentanan terhadap infeksi

Pelihara teknik isolasi yang sesuai

Tingkatkan kecukupan asupan nutrisi

Anjurkan untuk meningkatkan intake cairan

Anjurkan istirahat yang cukup

Monitor perubahan dalam tingkat energi/mailase

Berikan antibiotik yang diresepkan

Ajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.

Ajarkan keluarga aktivitas untuk meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.

Ajarkan keluarga tentang pengobatan infeksi.

Menilai tingkat risiko.

Membatasi paparan lingkungan

Meningkatkan pertahanan tubuh

Infeksi menyebabkan penurunan daya tahan tubuh

Pengetahuan keluarga yang cukup tentang infeksi menunjang proses pengobatan infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

IOWA Outcomes Project, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 2, 2000, Mosby

IOWA Outcomes Project, Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 2, 2000, Mosby

Nelson, 1992, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian 2, EGC, Jakarta

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

Wong, 2003, Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Carpenito, rencana Asuhan dan dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, 1995, EGC, Jakarta

Posting Komentar

0 Komentar